RADARCIKARANG.COM – Buku, benda ini menjadi pemersatu kita di ruang-ruang dialektika. Topik ini menjadikan kami mantap mendirikan Perpustakaan Jalanan sebagai sarana mengisi otak dengan berbagai macam ilmu supaya retorikamu gacor di depan gebetan.
Nampak antusias anak-anak dari Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah 3 Unit Pesantren Anak-anak Tarbiyatul Al-athfhal, Desa Sukatani, Cilamaya Wetan, Karawang. Itu sekilas gambaran safari literasi yang dilakukan oleh Lapak Literasi Cikarang yang mengunjungi Perpusjal Baca Kami. Rabu (15/6).
“Kuasailah semua buku, tapi jangan biarkan buku menguasai kamu. Membacalah untuk hidup, bukan hidup untuk membaca.” – Owen Meredith Wilson, (Sejarawan Amerika). Kalimat sederhana tapi sesuai dengan kondisi saat ini.
“Safari literasi ini bertujuan untuk silaturahmi ke seluruh Perpus Jalanan Jawa Barat, semoga bisa terwujud. Aamiin,” tutur Opie salah satu Founder Lapak Literasi.
Sementara Fahrul Perpusjal Baca Kami mengatakan melapak buku sebagai bentuk “perlawanan” terhadap gawai di era digital. Kita tidak bisa sepenuhnya menghilangkan dampak negatif penggunaan gawai tapi setidaknya bisa memberi keseimbangan dengan adanya lapakan sederhana ini.
Selain itu Lapak Literasi membagikan beberapa buku bagi anak-anak yang mempunyai bakat seni mewarnai. Rofiq, Azahra, Caca dan anak-anak lainnya sangat antusias.
“Kaka aku minta tanda tangan kaka dan cita-citanya,” tutur Caca sembari memberikan hadiah buku yang didapatnya.
Antusias mereka sebagai kontradiksi bukan minat baca yang rendah. Namun mungkin salah satu faktornya akses terhadap buku-buku.
