Radarcikarang.com, Bekasi – Ketika doa Ayah dan anak para Tukang Ojek terjawab. Langit sore di Bekasi dipenuhi mendung yang menggantung. Setelah kumandang azan Ashar, suasana di sebuah pangkalan ojek mulai hidup dengan wajah-wajah penuh harapan. Para ayah, para pejuang tangguh yang sehari-harinya mengandalkan setir motor untuk menghidupi keluarga, berkumpul bersama anak-anak mereka.
Profesi sebagai tukang ojek pangkalan memang identik dengan perjuangan keras, terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan dhuafa. Namun, sore itu berbeda. Ada secercah cahaya harapan yang datang melalui acara yang digagas oleh Rumah Zakat Bekasi.
Acara itu dibuka oleh Deri, program implementator dari Rumah Zakat, yang menyapa para peserta dengan hangat. Dalam sambutan berikutnya, Sadam Bustomi, Branch Manager Rumah Zakat Bekasi, menyampaikan pesan yang begitu menyentuh hati. Ia menegaskan bahwa bantuan pendidikan ini adalah wujud nyata kepedulian dari Rumah Zakat untuk meringankan beban para ayah, tukang ojek pangkalan, yang rela berjuang demi pendidikan anak-anak mereka, Jumat, 22 November 2024.
“Ini adalah salah satu bentuk kasih sayang kami kepada bapak-bapak semua, yang merupakan pahlawan sejati bagi anak-anaknya. Semoga bantuan ini tidak hanya meringankan beban, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kita semua saling mendukung dalam kebaikan,” ujar Sadam dengan nada yang penuh kehangatan.
Bantuan yang diberikan berupa paket alat belajar untuk sekolah—berisi buku tulis, alat tulis, dan perlengkapan lainnya—serta uang santunan untuk keperluan pendidikan. Ketika paket itu sampai di tangan anak-anak, mata mereka berbinar, sementara para ayah hanya bisa menunduk, menahan haru.
Salah satu peserta, Pak Rahmat, seorang ayah dari tiga anak, berbagi ceritanya. “Bagi kami, ini adalah sesuatu yang sangat besar. Kadang untuk beli buku saja, kami harus mengorbankan kebutuhan lainnya. Terima kasih kepada Rumah Zakat yang peduli dengan anak-anak kami. Semoga kebaikan ini diganjar pahala berlipat oleh Allah.”
Seusai acara, doa bersama dipanjatkan, mengalir dari hati yang tulus. Para peserta beramai-ramai mendoakan keberkahan bagi Rumah Zakat dan semua yang terlibat. Suara anak-anak yang tertawa riang saat menerima bantuan seolah menjadi penghapus lelah para ayah yang setiap hari berjibaku dengan panas dan hujan.
Bekasi sore itu menjadi saksi bagaimana cinta seorang ayah dan kepedulian sesama bisa menciptakan kebahagiaan sederhana, namun begitu berarti. Di tengah kesulitan hidup, ada asa yang selalu menunggu untuk ditemukan. Semoga kisah ini menjadi pengingat bahwa di balik perjuangan setiap ayah, selalu ada tangan Tuhan yang bekerja melalui hati-hati yang peduli.
