RADARCIKARANG.COM – “Peningkatan kasus Gagal Ginjal Akut (GGA) pada anak dalam kurun 6 bulan terakhir memang perlu diteliti lebih lanjut. Apakah memang berasal dari infeksi (bakteri, virus, jamur) atau kontaminasi obat (etylen glikol/dietylen glikol) atau diduga Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MISC) akibat pernah terinfeksi Covid 19,” kata dr. Feranida, Ketua Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Cikarang Utara, terkait kasus gagal ginjal pada anak yang meningkat.
“Hal ini memberikan awareness kepada kita semua untuk menggunakan obat secara rasional, baik tenaga kesehatan, orangtua juga regulasi penjualan obat bebas bisa dievaluasi kembali. Di sisi lain juga kepada pemerintah melalui Kemenkes dan BPOM untuk melakukan pemeriksaan dan penelitian terhadap obat yang beredar dan mencari penyebab dari kasus GGA yang terjadi.” Lanjutnya.
Lebih lanjut dr. Fera berpesan kepada para orangtua bisa menggunakan cara-cara non farmakologi untuk mengatasi demam anak seperti :
- ukur menggunakan termometer apakah anak demam (suhu >37.5 C)
- jika demam masih subfebris (sumeng2) coba penuhi dulu kebutuhan minumnya, mungkin anak dehidrasi/kurang minum
- coba kompres dulu dengan air hangat (di ketiak, lipat paha, leher dan dada)
- Terapkan perilaku hidup sehat : cuci tangan, minum cukup, tidur cukup sehingga anak imunitas baik dan dapat terhindar dari penyakit.
Menurut dr. Fera, jika cara non farmakologi ini tidak berefek atau ada tanda-tanda bahaya seperti kejang, sesak nafas, penurunan kesadaran, frekuensi BAK anak berkurang atau anak tidak berkemih sama sekali selama 12 jam maka segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sebagaimana ramai diberitakan, ada kecurigaan terkait obat yang dikonsumis anak berjenis paracetamol sirup. Dikutip dari bbc dot com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memerintahkan penarikan dan pemusnahan lima sirup obat yang memiliki kandungan Etilen Glikol (EG) melebihi ambang batas aman.
Perintah tersebut dikeluarkan hari Kamis (20/10/2022), di tengah munculnya lebih 200 kasus ganguan ginjal akut di Indonesia yang sejauh ini menyebabkan setidaknya 99 anak meninggal dunia.
Namun demikian, kata BPOM, hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut, karena selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19.